Ruang Penuh, Pasien Sesak Nafas Diduga Tidak Dapat Penanganan di RSUD Ahmad Yani

Metro14 Dilihat
banner 468x60

Suaradigital.id – Seorang pasien BPJS Kesehatan ditolak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Yani Kota Metro, pada Senin (5/2) lalu. Penolakan ini terjadi pada (LR) warga Kelurahan Hadimulyo Timur saat membawa anaknya yang mengalami sesak nafas.

Korban penolakan menjelaskan, awalnya ia membawa anaknya yang mengalami sesak nafas ke RSUD A Yani. Namun, saat masuk ke IGD justru ia mendapat perlakuan yang kurang baik.

“Iya saya sama suami masuk IGD RS Ahmad Yani, namun perlakuannya kurang baik. Suami sudah mau daftar memakai BPJS kelas 3 Mandiri lalu disuruh ke depan lagi di ruang IGD dan diberitahukan bahwa keadaan rumah sakit penuh,” kata dia saat dikonfirmasi, Rabu.

Menurutnya, anaknya yang mengalami sesak nafas tidak diberikan pertolongan atau diperiksa terlebih dahulu dan diberitahu oleh petugas bahwa ruangan penuh dan tidak ada tempat tidur lagi di IGD setempat.

“Tidak diperiksa terlebih dahulu, saya aja yang panik sambil gendong anak saya yang sesak nafas tidak diberi tempat duduk,” katanya.

“Karena itu saya bersama suami berinisiatif pindah rumah sakit agar anak kami segera diberikan pertolongan takutnya ada apa-apa,” paparnya.

Sementara itu, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jend Ahmad Yani Kota Metro mengakui bahwa adanya penolakan salah satu pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Mewakili Direktur, Kepala Bagian Keperawatan RSUD Jend Ahmad Yani, Okta menjelaskan, setalah dilakukan penelusuran di waktu jam kerja adanya keteledoran yang dilakukan oknum pegawai di bagian pendaftaran.

“Sudah saya telusuri dan kita sudah panggil kedua petugas yang bersangkutan, kalau tempat tidur penuh pasien baik itu anak-anak atau siapapun tetep harus di cek kondisinya dan diperiksa,” kata saat dikonfirmasi via telephone.

Dikatakannya, walaupun tempat tidur penuh minimal pasien dicarikan kursi. Dan bukan hanya itu saja, pasien juga harus dilakukan pengecekan oleh dokter.

“Kemungkinan maksudnya sudah baik, namun cara penyampaiannya yang kurang jelas,” ucapnya.

Pihaknya mengaku sudah memberikan pembinaan dan pengarahan agar tidak terulang kembali kejadian hal serupa.

“Saya tekankan kepada keduanya baik semua pegawai di ruang IGD apapun kondisinya pasien masuk IGD dilihat kondisinya carikan tempat kalau beat penuh minimal tempat duduk dulu dan dilakukan pengecekan,” paparnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *